Seagate Sudah Bisa Bikin Hard Disk 60 Terabyte
Situs web pertemanan Facebook sudah menjelma menjadi situs dengan pengguna terbesar di dunia. Banyaknya pengguna yang saling terhubung di Facebook menjadi sasaran empuk pelaku kejahatan ”online”. Mereka menjerat korbannya dengan cara menyebarkan informasi atau aplikasi palsu serta dengan cara mengambil alih akun seseorang lalu menggunakan akun tersebut untuk menipu teman-teman si pemilik akun.
Salah satu modus kejahatan yang sering digunakan adalah dengan mengirimkan surat cinta ke ”Facebooker” wanita, menyamar sebagai tentara, pilot, atau pengacara. Penipu biasanya menggunakan foto orang asing berkulit putih. Setelah korban terbuai dengan rayuan gombalnya, pelaku akan melancarkan aksi agar atas nama cinta, si korban mengirimkan uang dengan beragam alasan, mulai dari pinjaman sampai modal bisnis bersama. Setelah mendapatkan uang, ”sang pujaan hati” menghilang.
Ada juga yang mengaku-ngaku sebagai tentara dari negara asing yang sedang mencari mitra dalam rangka pengiriman uang negara dalam jumlah besar. Ujung-ujungnya, si penipu meminta kiriman uang sebagai biaya administrasi atau sejenisnya. Dua tahun lalu, Polda Metro Jaya berhasil menangkap warga negara Nigeria yang berhasil mendulang miliaran rupiah dari aksi penipuan di Facebook dengan cara menyamar sebagai tentara Inggris.
Cara penipuan lainnya ialah dengan membuat aplikasi tambahan palsu di Facebook untuk menyebarluaskan ”scam” atau informasi tipuan ke antarpengguna. Adapun aplikasi palsu yang sedang digandrungi ”Facebooker” remaja adalah aplikasi yang memungkinkan pengguna mengetahui siapa saja yang melihat profilnya.
Pertama-tama, pembuat aplikasi akan meminta pengguna menekan tombol ”Like” di halaman tertentu. Selanjutnya, pengguna dibawa ke halaman survei ”online” yang sebenarnya dibuat untuk mengoleksi data pribadi, termasuk nomor ponsel, KTP, alamat rumah, dan sebagainya.
Model penipuan lain adalah dengan cara menyebarkan informasi seperti ini: ”Semua profil harus diverifikasi sebelum 1 Mei 2013. Untuk menghindari ’scams’ dan ’scams’ under SOPA ACT, akun tidak terverifikasi akan dihentikan.”
Itu adalah pesan tipuan. Namun, karena takut akun Facebook-nya dibekukan, pengguna Facebook yang tertipu akan bergegas mengklik tautan di bawah pesan yang sebenarnya mengarahkan ke halaman instalasi aplikasi Facebook. Layanan ini lalu akan meminta persetujuan pengguna untuk mengakses informasi pribadi yang tersimpan di Facebook.
Bahkan, izin itu juga memberikan keleluasaan kepada pembuat aplikasi untuk mengakses foto dan konten atas nama Anda. Selain informasi pribadi, aksi menginstal sembarang aplikasi atau ekstensi juga membuka peluang pencurian kata kunci (”password”) sehingga akun Facebook dengan mudah diambil alih dan digunakan untuk menipu orang lain.
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment