Ini Penyebab Hujan Dua Hari di Jakarta
Mungkin banyak yang bertanya kenapa Jakarta masih diguyur hujan dua hari
belakangan ini. Ada yang mengira seharusnya saat ini Indonesia sudah
memasuki musim panas. Namun, berdasarkan keterangan BMKG, saat ini
Indonesia sedang memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim panas.
Hujan deras yang melanda Jakarta pada Rabu (17/4) dan Kamis (18/4) kemarin dikarenakan adanya perbedaan suhu dan tekanan udara. Hujan yang membuat beberapa wilayah di Jabodetabek tergenang tersebut ditandai dengan suhu panas hingga siang hari.
"Masa transisi indikasinya biasanya secara alami pagi hingga siang udara cerah cukup panas, diikuti dengan pertumbuhan awan yang berpotensi hujan. Seperti awan berwarna abu-abu kehitaman yang muncul hari Rabu kemarin. Sedangkan yang hari Kamis itu intensitasnya sedang, tapi durasinya lama," ujar Kepala Subbid Informasi BMKG, Hary Tirtodjatmiko, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (19/4/2013).
Masa transisi yang dimaksud adalah perpindahan musim hujan ke musim kemarau. Namun cuaca tidak berubah secara tiba-tiba, ada sebuah proses alamiah yang memakan waktu sekitar tiga bulan sebelum iklim benar-benar berganti.
"Masyarakat otomatis nanya ini, masuk musim kemarau belum? Kalau kondisi seperti itu apakah Jakarta sudah memasuki musim kemarau atau belum, lebih elegannya ada transisi di Maret, April, dan Mei. Kondisi saat ini transisi musim menuju kemarau," ujar Hary.
Hary menjelaskan hujan yang terjadi dua hari lalu dikarenakan kondisi cuaca yang bertekanan rendah di Samudera Hindia bagian barat Bengkulu dan pertemuan angin dengan massa udara yang berpotensi terjadi pembentukan awan hujan yang signifikan.
"Dilihat dari hasil analisis data curah hujan yang terjadi hari Rabu, itu cukup signifikan. Boleh dikatakan intensitasnya itu sangat lebat, dengan konsentrasinya di bagian selatan, sekitar Depok," ujar Hary.
"Yang hari Kamis kurang lebih sama, tapi relatif intensitasnya tidak sederas Rabu, tapi lama durasinya. Proses itu kan selain pola tekanan, juga ada suhu yang masih cukup hangat terutama disekitar Jawa Barat dan Sumatara bagian barat. Jadi ada penguapan cukup tinggi dan kondisi lokal yang cukup lembab. Itu yang berpotensi pembentukan awan hujan," tutup Hary.
Blog Ini Didukung Oleh :
0 comments:
Post a Comment